Hai...
Pertemuan kita bisa dihitung dengan jari. Hanya kenal nama karena
beberapa kali mengikuti acara yang sama. Aku pernah mendengarmu menanyakan
tentang aku ke temanku. Mengapa tak bertanya langsung? Toh aku ada beberapa
meter di dekatmu. Bukan maksudku menduga-duga, hanya saja aku perempuan yang
perasaannya lebih banyak bekerja daripada logikanya.
Malam itu, kau duduk lama dalam doa panjangmu. Aku di belakangmu. Hanya gemericik
air sungai yang mengisi keheningan malam itu. Maaf hari itu aku mengacuhkan pertanyaanmu. Yaa, aku bingung hari
itu harus mengatakan apa. Sampai hari ini pun tidak ada lagi
pertemuan itu. Aku menyesal menyia-nyiakan hari itu, padahal itu adalah
kesempatanku tuk mengenalmu.
Note:
Hanya tulisan yang tidak jelas tentang
perasaan saya hari itu tentang orang asing itu. Orang yang sempat membuat saya
memiliki 'rasa' walaupun dia tidak pernah berbicara langsung dengan saya, dan
hari itu saat dia mengajak berbicara langsung, saya yang bingung harus menjawab
apa. Maafkan atas perkataan dan perlakuan saya hari itu. Saya mencoba menjaga
apa yang harus saya jaga. Semoga lain waktu bisa bertemu dan lebih bisa
mengenalmu.
Untuk seseorang yang berada di depanku malam hari itu...